Senin, 28 November 2011

materi pembelajaran agama

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM



BAB I
IKHLAS DALAM BERIBADAH


Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan keta'atan kepada-Nya dalam agama yang lurus , dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus. ( QS.

IBADAH
WAJIB ITTIBA BIRROSUL
(Mencontoh apa yang RASUL contohkan)

Istilah lain bagi seseorang yang beribadah tanpa mencontoh Rasul Muhammad saw adalah BID'AH. Mereka menambah ibadah dari yang aslinya, atau mereka menguranginya atau bahkan membuat Ritual sendiri.

Kesalahan apa yang telah diperbuat oleh orang Yahudi dan Kristen (Nasrani)? sehingga ibadah mereka di tolak oleh Allah SWT.
Mereka melakukan IBADAH tidak dengan syariat (contoh) Nabi Muhammad SAW melainkan masih mencontoh Nabi Musa as dan Nabi Isa as, padahal sudah kedeluarsa.

Maka lebih PARAH sifatnya bagi orang Islam yang beribadah tidak sesuai dengan contoh rasul. Karena masih mendingan orang kristen dan Yahudi beribadah dengan mencontoh seorang Nabi walaupun pasti ditolak, sedangkan orang islam hanya sekedar mencontoh KIAYI atau ustad atau Syeh, padahal mereka jauh tingkatannya dari seorang Nabi.

Perlu diingat :
Apabila seseorang beribadah dengan ritual sendiri, menambah atau mengurangi dari yang aslinya, maka berarti mereka telah :
1. Mengangap ajaran Islam belum sempurna
2. Menganggap Nabi Muhammad Saw tidak mengetahui tata cara ibadah yang lebih baik.
3. Menganggap Nabi Muhammad Saw bodoh dan kurang teliti, sehingga mengajarkan cara
beribadah tidak lengkap.
4. Ibadahnya akan ditolak
5. Tempat kembalinya ke Neraka.


Contoh mengada-ada (Bid'ah)
SHALAT DENGAN BERBAHASA SELAIN ARAB
MEREKA BERALASAN :
1. Perasaan akan lebih memahami ( mantap ) KHUSU ketika shalat dg bahasa sendiri
2. Dapat dimengerti oleh orang tersebut dan Dapat menghasilkan nilai arti shalat
dalam kehidupan sehari-hari
3. Pengertiannya sama saja BHS selain arab maupun dengan bhs arab.
4. Tak ada dalil yang melarang shalat dengan bahasa selain arab. 

PADAHAL :
1. Perasaan setiap orang berbeda tidak semua orang akan lebih khusu ketika shalat
dengan bahasa sendiri bahkan ada yang lebih khusu dengan bahasa arab
JIKA BERAGAMA HANYA DENGAN MENGANDALKAN PERASAAN maka AKAN TERJADI BERMACAM-MACAM
cara dalam beribadah menurut perasaan masing-masing.
2. Mengerti apa yang dibaca..tidak harus hanya dengan berbahasa sendiri, dengan
bahasa lain-pun kalau sudah dimengerti pasti akan dipahami.
3. Walau terjemahannya sama antara bahasa arab dan selainnya, akan tetapi shalat
itu tidak boleh dicampuri dengan bahasa MANUSIA. Rasulpun selalu tetap dalam
melakukan ritual shalatnya tidak berubah-ubah.
4. Alasan No.4 ini adalah alasan yang salah yang keluar dari orang yang stupid,
karena untuk ibadah bukan dicari yang MELARANG tapi dicari YANG MENYURUH

Kalau dalam urusan makanan : dicari YANG MENGHARAMKAN tidak dicari YANG MENGHALAL
KAN

KESIMPULAN :
JAUHI RITUAL IBADAH DENGAN CARA MENAMBAH ATAU MENGURANGI ATAU MEMBUAT SENDIRI DARI
APA YANG TELAH DICONTOHKAN RASULULLAH SAW, HANYA DENGAN ALASAN PERASAAN, AKAL DAN
KEINGINAN ATAU NAFSU SENDIRI. AKAN TETAPI BERIBADAHLAH DENGAN DALIL, KALAU TIDAK ADA DALIL NYA JANGAN DILAKUKAN KARENA HAL TERSEBUT DINAMAKAN BID'AH ( tempat kembalinya
ke neraka)

IBADAH
WAJIB IKHLAS
( Hanya karena Allah Saja )

1. Pengertian ikhlas :
Ikhlas adalah hanya karena Allah Swt SAJA, bukan RIDHO
kalau kita ibadah karena Allah dan karena yang lain, maka hal tersebut bukan
KEIKHLASAN akan tetapi MUSYRIK.

2. Kebalikan ikhlas adalah Musyrik dalam ibadah
- Seperti RIYA ( ingin dilihat )Karena Allah Swt telah di serikatkan dengan yg lain
- Dengan tujuan dunia ( agar ….. di dunia )
a. Puasa untuk kekebalan
b. Al-qur’an untuk pellet, agar laku dagang, dll
c. Sembelih untuk penjagaan rumah
d. Sesajen agar panen banyak
e. Mencukur rambut gimbal
f. Menabur makanan di gunung bromo dll…..

CATATAN :
Kesalahan terbesar orang YAHUDI dan KRISTEN adalah beribadah nya KARENA ALLAH dan KARENA YESUS atau karena LATTA, UZZA Dan MANAT, berarti mereka telah MEMUSYRIK-KAN
ALLAH dengan YESUS, LATTA, UZZA, dan MANAT.

Akan tetapi
UMAT ISLAM pun banyak yang beribadah karena ALLAH dan SELAIN-NYA. Seperti contoh di
atas.
Ibadah (puasa) untuk kekebalan, al-qur'an untuk PELET, SEMBELIHAN untuk makhluk halus
Sesajen agar padi berkah, mencukur rambut gimbal agar selamat dari gangguan zin dll.
BERARTI :
tak berbeda dengan orang YAHUDI dan NASRANI, yang telah beribadah selain karena ALLAH juga KARENA YG LAIN.
-----------------------------------------------------------------------------------

BAB II
BERIMAN
KEPADA ALLAH SWT


Adalah Allah Swt yang Maha Tinggi dan Maha Suci,
Adalah Esa tiada sekutu bagi-Nya, Tunggal tiada yang menyerupainya
Bersifat qodim tanpa awal, ajal tanpa permulaan
Hidup terus tanpa akhir abadi tanpa penghabisan
Yang memiliki sifat-sifat yang agung : yaitu :

1. Allah bersifat WUJUD artinya MAHA ADA

Benarkah Allah SWT itu ada ?
Allah SWT itu ada, terbukti dengan ada ciptaannya (MAKHLUK) karena makhluk tak mungkin mencipta sendiri, sebab asal semua mahluk tidak ada dan yang tidak ada tak mungkin bisa mencipta. Oleh karena itu pasti ada yang mencipta. Yaitu TUHAN.
Selanjutnya SIAPAKAH TUHAN ITU ?
Yang berhak, dan yang pantas disebut TUHAN hanyalah ALLAH SWT, karena yang lain yang dianggap sebagai TUHAN oleh mereka semuanya tidak memenuhi criteria sebagai TUHAN. Seperti contoh bahwa Tuhan itu harus MAHA GAGAH, KUASA, ESA, GHAIB, DZAHIR dll.
Dan yang memiliki semua itu hanyalah ALLAH SWT.

2. Allah bersifat QIDAM artinya TANPA PERMULAAN

Adanya Allah Swt tak berawal, dan tak berpermulaan, oleh Karena itu Allah tak membutuhkan kepada yang menciptakan atau melahirkan, karena hanya yang berpermulaan lah yang membutuhkan kepada yang mengadakan.

3. Allah bersifat BAQO artinya KEKAL

Allah Swt itu kekal, tak akan berpenghujung kehidupan ALLAH SWT, artinya Allah Swt tak akan meninggal dunia. Hidupnya Allah swt dapat menghidupkan yang lain, berbeda dengan hidupnya makhluk, tak seorangpun sanggup menghidupi yang lainnya.
ALLAH YANG AWAL , ALLAH YANG AKHIR
ALLAH YANG DZOHIR DAN YANG GHAIB

4. Allah bersifat Mukholapatu lilhawaditsi artinya BERBEDA

Allah swt berbeda dengan apa yang diciptakannya, Jika Allah swt sama dengan yang ada (makhluk) berarti Allah bukan Tuhan melainkan makhluk. Oleh karena itu sifat Ketuhanan Wajib MUKHOLAPATU LILHAWADITSI.

5. Allah bersifat Qiyamuhu binafsih artinya BERDIRI SENDIRI

Tak ada yang menciptakan kepada Allah swt, Tak beranak dan tak diperanakan. Hidupnya Allah terbebas dari ketergantungan atas segala sesuatu. Sebelum segala sesuatu ada, Allah sudah ada dan tak ada yang mengadakan (berdiri sendiri)

6. Allah bersifat Wahdaniyat artinya ESA

Tak ada sekutu bagi Allah Swt, tak ada yang menyerupai dan tak ada yang menyamai, apalagi melebihi-Nya.
Sistem Ketuhanan wajib ESA, jika Tuhan tidak ESA, maka ada beberapa kemungkinan yang terjadi.
Pertama, mungkin segala ciptaan tak akan berwujud, karena saling menghancurkan, akan tetapi kenyataannya tidak.
Kedua, mungkin tercipta sesuai dengan jumlah Tuhan, akan tetapi kenyataannya tidak.

Pernyataan Tuhan lebih dari satu menyalahi logika dan kodrat :
- Jika Tuhan yang satu lebih gagah dan mencipta…sedangkan Tuhan yang lain kalah dan tidak mencipta, maka Tuhan yang kalah tidak pantas disebut Tuhan…oleh karena itu Tuhan hanya SATU.
- Jika banyak Tuhan bekerjasama mencipta sesuatu, maka sesungguhnya Tuhan yang bekerjasama dalam mencipta tidak pantas disebut Tuhan, karena Tuhan tak akan pernah butuh bantuan. Oleh karena itu TUHAN hanya SATU.

7. Allah bersifat QUDROT artinya KUASA

Allah swt Maha Kuasa atas segala sesuatu :
Allah kuasa (mampu) melakukan hal-hal yang tidak mungkin menurut akal manusia.
Seperti :
Allah kuasa untuk mencipta yang sama dengan Allah itu sendiri (akan tetapi hal tersebut gtak akan terjadi, sebab ALLAH SWT berfirman tak ada yang menyamai-Nya.

Allah kuasa untuk menyatukan hak-hal yang kontradiksi (siang disatukan dengan malam, dll)

8. Allah bersifat Irodat artinya BERKEHENDAK

Dalam urusan membuat rencana (qodho) atau Taqdir, Allah Swt tidak mengalami paksaan dari pihak manapun, termasuk keadaan yang memaksanya.
Maha suci Allah dari Interfensi siapa saja.

9. Allah bersifat Ilmu artinya MAHA MENGETAHUI

Allah maha mengetahui. Ilmu Allah sangat luas dan tak ada satupun makhluk yang menyamai-Nya.
Bahkan Allah swt mengetahui hal yang lahir dan yang ghaib seluruhnya, termasuk mengetahui JALANNYA SEMUT HITAM diatas batu hitam DITENGAH MALAM YANG KELAM.

Allah Swt mengetahui : sebutir debu yang melayang di angkasa raya tanpa cahaya.
Allah mengetahui segala gerakan makhluk, termasuk gerakan hati makhluknya.
Tak ada yang terlepas dari pengetahuan Allah walaupun satu atau sekejap saja.

10. Allah bersifat Hayat artinya HIDUP

Jika Allah tak hidup, maka tak akan ada yang menghidupi makhluknya.
Akan tetapi hidupnya Allah swt berbeda dengan makhluknya, bukan dengan nyawa dll.

11. Allah bersifat Sama artinya MENDENGAR

Tak ada satu suara pun yang keluar dari pendengaran Allah swt, termasuk suara hati makhluk, akan tetapi Allah Swt mendengar tanpa telinga seperti menampar tanpa tangan dan melihat tanpa mata, seperti manusia.

12. Allah bersifat Bashor artinya MELIHAT

Juga Allah maha melihat, tak ada satu gerakanpun, tak ada satu makhlukpun yang terhindar dari penglihatan Allah Swt, Allah melihat bukan dengan mata seperti manusia, akan tetapi dengan cara yang berbeda yang kita belum diberitahukan oleh Allah swt.

13. Allah bersifat Kalam artinya MAHA BERBICARA

Maha berfirman bagi Allah swt. Seperti Firman Allah secara langsung kepada nabi Musa as. Akan tetapi Allah berkata tanpa suara berbicara tanpa kata-kata, akan tetapi sangat memahami bagi pendengar-Nya. Tak tentu arah dari mana asal suara tersebut dan kemana berlalunya arah suara tersebut.

kumpulan kajian islam


Kajian Islam dan Taushiah.doc
KUMPULAN KAJIAN ISLAM DAN TAUSHIAH
Oleh: Al Ustadz. Abu Hasan Ali Halabiy
Mutiara Al-Qur’an 33
Hikmah Puasa Ramadhan
“Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan Al Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia
dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda . Karena itu, barangsiapa di antara
kamu menyaksikan bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit
atau dalam perjalanan, maka hendaknya mengganti sebanyak hari yang ditinggalkannya pada hari-
hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu.
Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu membesarkan Allah atas
petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur"
(QS. Al-Baqoroh: 185) 1) 2)
Kemuliaan Ramadhan
Dinamakan Ramadhan sebab pada bulan ini dosa-dosa dan kesalahan dibakar (Romadh), keinginan
hawa nafsu dikekang, melaksanakan ketaatan dan mengharap pahala dari Allah dengan menahan
diri (shiyam) dari apa –apa yang membatalkan sejak fajar hingga terbenamnya matahari.
Bulan Ramadhan merupakan karunia besar bagi hamba-hamba Allah, sebab di dalamnya terdapat
manfaat yang sangat banyak. Diantara manfaatnya adalah dihapuskannya dosa-dosa antara
Ramadhan dengan Ramadhan yang lain. Dan ibadah puasa itu telah disyari’atkan kepada manusia
sejak zaman purba hingga sekarang.
Ramadhan merupakan bulan yang paling mulia dalam perjalanan bulan-bulan dalam setahun.
Karena nilai pahala ibadah pada bulan ini dilipat gandakan oleh Allah daripada bulan yang lain.
Maka hendaknya setiap muslim menyegerakan amal dalam bulan ini, menyempurnakan ibadah-
ibadah, memperbaiki kekurangan-kekurangan. Misalnya dengan bersedekah, tadarus Al-Qur’an,
berdzikir, qiyamul-lail, berakhlaq baik dan sebagainya.
Di antara kemulian bulan ini juga adalah adanya malam Lailatul-qodar, yang 1 malam nilainya
lebih baik dari 1000 bulan atau lebih dari 83 tahun.
Puasa Ramadhan dengan segala amal ibadahnya berupa tarawih, dzikir, infaq, I’tikaf, membaca al- Qur’an dan lainnya tentu akan mampu menghantarkan manusia menjadi taqwa. Sebab Ramadhan merupakan bulan tarbiyah, mendidik hawa nafsu, menempa keinginan, kepentingan, prinsip hidup, sudut pandang, agar tunduk semata-mata kepada Allah swt.
Copyright ©Http://w w w .sm ahiday atullah.com / . Kumpulan taushiah dan kajian Islam yang ditulis oleh Ustadz. Abu Hasan Ali Halabiy, guru di SMA Hidayatullah Bontang. Anda diperkenankan untuk mencopy dan menyebarluaskan baik dalam bentuksoftcopy maupun
hardcopy selama menyertakan catatan kaki ini dan dengan tujuan bukan komersial.
Kajian Islam dan Taushiah.doc
Hikmah disyari’atkannya puasa adalah agar manusia menjadi bertaqwa. Sebab puasa adalah
merupakan penyebab utama agar mencapai ketaqwaan. Yaitu melaksanakan perintah-perintah Allah
dan menjauhi larangan-Nya.
Syari’at puasa menjadi penyebab utama meraih taqwa karena orang yang berpuasa mampu mentaati
Allah walaupun dalam masalah yang sebenarnya dihalalkan sebelumnya, seperti makan, minum,
berhubungan badan suami-istri dan sebagainya. Dan inilah taqwa. Orang yang membiasakan
mendidik nafsunya untuk mengikuti perintah Allah, yang sebelumnya suka diumbar.
Dari sisi medis, puasa menjadikan sempitnya pembuluh darah, sehingga godaan syetan yang
berjalan melalui alirannya menjadi buntu. Maka dengan puasa tersebut ambisi berbuat maksiyat
melemah.
Dengan puasa pula keinginan untuk memperbanyak ketaatan semakin kuat. Misalnya orang kaya
dapat merasakan langsung bagaimana pedihnya rasa lapar sebagaimana mendera kaum fakir-
miskin. Sehingga timbullah tanggung jawab sosialnya. Dan inilah buah taqwa.
Ramadhan juga bulan jihad, dimana puasa mengajarkan jihad melawan rayuan syetan kepada
kejahatan, ajakan hawa nafsu, menanjurkan supaya sabar, dermawan, produktif, tidak pemarah,
disiplin waktu. Puasa membentuk manusia jujur kepada diri sendiri, mampu menahan diri dari yang
dilarang Allah. Memiliki tanggung jawab, adil, memiliki kepedulian social dan sebagainya.
Kemuliaan Al-Qur’an
Tidak kalah pentingnya, Allah memuliakan bulan ini dari seluruh bulan yang ada karena bulan ini
Allah turunkan Al-Qur’an (Syahrul-Qur’an). Allah turunkan kitab-kitab untuk para nabi-Nya,
Taurat, Injil, Zabur dan suhuf para nabi dan rosul juga pada bulan ini..
Agungnya Ramadhan juga karena identik dengan sifat al-Qur’an yang mulia. Yang mengandung petunjuk (hudan), menunjukkan sesuatu yang bermanfaat bagi manusia agar diikuti, menunjukkan mana yang bahaya (mudhorrot) bagi mereka agar dijauhi. Menunjukkan jalan-jalan kebaikan, dan menunjukkan pula jalan-jalan kebinasaan.
SIfat Al-Qur’an juga menjadi pemberi penjelasan (Bayan) yang gamblang, menjelaskan jalan-jalan
keselamatan dan kebahagiaan, menjelaskan jalan-jalan kesesatan. Al-Qur’an menjadi pembeda (Al-
Furqon) atas cakupan kebaikan dan keburukan. Membedakan mana yang haq, mana yang bathil.
Mana yang halal, mana yang haram. Mana tauhid, mana yang syirik. Mana yang sunnah, mana yang
bid’ah. Mana yang menyebabkan kebahagian dan mana yang membinasakan. Agar manusia
berfikir.
Indahnya Rukhsoh
Allah yang maha rohman dan rohim memberikan kemudahan atau keringanan (rukhsoh), yaitu
bolehnya meng-qodho’ puasa dan diganti pada hari lain sebanyak hari yang ditinggalkan karena
sebab-sebab tertentu seperti sakit keras, perjalanan jauh, hamil dan sebagainya.
Allah tidak membebani hamba-Nya diluar kemampuannya. Seperti adanya rukhsoh menjama’ dan
meng-qoshor sholat bagi musafir, sholat dengan berbaring bagi yang tidak kuat berdiri, bolehnya
Copyright ©Http://w w w .sm ahiday atullah.com / . Kumpulan taushiah dan kajian Islam yang ditulis oleh Ustadz. Abu Hasan Ali Halabiy, guru di SMA Hidayatullah Bontang. Anda diperkenankan untuk mencopy dan menyebarluaskan baik dalam bentuksoftcopy maupun
hardcopy selama menyertakan catatan kaki ini dan dengan tujuan bukan komersial.
Kajian Islam dan Taushiah.doc
bertayammum bagi orang sakit atau kesulitan mendapati air, bolehnya memakan makanan haram
dalam keadaan dhorurot yakni nyawanya terancam jika tidak memakannya. Dan sebagainya.
Bagi orang yang tidak mampu berpuasa dan tidak memungkinkan pula menggantinya maka boleh
menggantinya dengan fidyah. Yaitu memberi makan fakir miskin sebanyak puasa yang
ditinggalkan. Seperti kakek-nenek yang sudah tua, orang sakit yang kemungkinan tidak diharapkan
kesembuhannya, wanita hamil yang sangat dikhawatirkan kesehatan bayinya. Dan sebagainya.
Diriwayatkan oleh imam Bukhori dan Muslim, bahwa pada zaman rosulullah saat beliau
mengadakan perjalanan bersama para sahabatnya, sebagian mereka ada yang tetap berpuasa, dan
sebagian yang lain tidak. Namun diantara mereka tidak ada yang saling mencela.
Hal ini menunjukkan bahwa syari’at Allah mengandung manfaat yang sangat banyak. Sebaliknya
apa yang dilarang Allah hakikatnya mengandung kerusakan yang luar biasa bagi jiwa dan badan.
Salah satu sifat mustahil bagi Allah adalah berbuat dan berkata sia-sia. Maka apa saja yang difirman
Allah adalah bermanfaat.
Dalam hal ini rosulullah bersabda; “Maka sesungguhnya sebaik-baik ucapan adalah kalamullah (Al-
Qur’an), dan sebagus-bagus petunjuk adalah petunjuk Muhammad….” (HR. Bukhory). Namun
banyak manusia yang tidak mengerti hikmah ini.
Sesungguhnya ajaran Islam itu adalah kemudahan. Dan barangsiapa yang menentang ajaran Islam
sesungguhnya justru mempersempit hidup. Akan tetapi kebanyakan manusia mencari rekayasa
pemuasan diri dengan hawa nafsu. Padahal hal ini sejatinya adalah kehancuran yang nyata. Yang
lebih aneh lagi, mereka menyangka ajaran Islam sebagai beban, menjadi penghalang kemajuan dan
prasangka-prasangka keji lainnya.
Hendaknya bersyukur
Maka barangsiapa yang menyaksikan bulan Ramadhan hendaknya berpuasa, yakni bagi setiap
muslim yang baligh, sehat serta mampu.
Alangkah indahnya jika nilai-nlai ini mampu terimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari
setelah Ramadhan. Apabila telah kita laksanakan perintah-perintah Allah dengan taat kepada-Nya,
menunaikan kewajiban-kewajiban, meninggalkan apa yang dilarang, menjaga batasan-batasan-Nya,
maka mudah-mudahan kita menjadi orang yang bertaqwa.
Sebagian ulama ada yang mengambil istimbat disyari’atkannya takbiran pada saat menjelang hari
raya dengan ayat ini. Sudah sepantasnya kita wajib bersyukur dengan adanya rangkaian syari’at
ibadah di bulan puasa ini. Yakni dengan membesarkan Allah dengan banyak-banyak mengucapkan
takbir, tahmid, tasbih menjelang hari kemenangan, idul Fitri. Merayakan hari kemenangan dengan
banyak bersilaturahim bersama keluarga, sahabat, tetanga dan kaum muslimin di seluruh dunia.
Taqobbalallohu minna waminkum. [Sy@h]
Maroji’:
1) Tafsir Ibnu Katsir.
2) Tafsir taysir karimir Rohman
Copyright ©Http://w w w .sm ahiday atullah.com / . Kumpulan taushiah dan kajian Islam yang ditulis oleh Ustadz. Abu Hasan Ali Halabiy, guru di SMA Hidayatullah Bontang. Anda diperkenankan untuk mencopy dan menyebarluaskan baik dalam bentuksoftcopy maupun
hardcopy selama menyertakan catatan kaki ini dan dengan tujuan bukan komersial.
Kajian Islam dan Taushiah.doc
Mutiara Al-Hadits 32
Manisnya iman, pedihnya kufur
“Ada tiga perkara yang apabila ketiganya terdapat pada diri seseorang, ia tentu mendapatkan
manisnya iman; Allah dan rosul-Nya lebih dia cintai dari selain keduanya, mencintai seseorang
semata-mata karena Allah, dan benci kembali kepada kekufuran setelah Allah selamatkan dia
sebagaimana ia tidak suka dilempar ke dalam api "
(HR. Muslim) 1)
Manisnya Iman
Hadits ini merupakan kaidah agung dalam Islam. Manisnya iman yakni perasaan nikmatnya hidup,
indahnya hidup yang timbul karena sebab keyakinannya dan ketaatannya kepada Allah ta’ala. Dan
dia rela menanggung derita ujian dan cobaan sesaat karena sebab keimanannya, karena iman pasti
diuji. dan ia tetap ridho Allah sebagai Robb, Muhammad sebagai rosul, Al-Qur’an sebagai
petunjuk, dengan apapun yang dihadapinya. Karena dengan imannya, semua berujung pada hasil
kebahagiaan yang hakiki. 2)
Yang akan mampu merasakan hal tersebut hanyalah mereka yang mengutamakan keimanannya
daripada apapun. Ia utamakan cintanya kepada Allah dan rosul-Nya daripada cintanya kepada
benda-benda. Ia lebih mengutamakan seruan Allah dan Rosul-Nya dengan menunaikan perintah-
perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya dari pada ajakan hawa nafsu.
Al-Qodhi ‘iyadh berkata; yang mampu merasakan manisnya iman hanyalah mereka yang cinta dan taat secara tulus kepada Allah dan rosul-Nya. Dan hanya inilah yang menjadikan jiwanya tentram, dadanya lapang, kesulitan-kesulitannya menjadi mudah. Hanya orang yang seperti ini saja bisa merasakan lezatnya iman. 3) Sementara yang lain tidak.
Lebih mencintai Allah dan Rosul-Nya
Lalu apa tanda seseorang itu dicintai Allah?. Sebab setiap sesuatu itu memiliki sifat dan tanda.
Sebagaimana yang dinyatakan oleh Ibnu Mas’ud; setiap sesuatu itu memiliki ciri-ciri dan tanda-
tanda. Dalam hal ini syeikh al-Hakami ditanya; apa tanda seorang hamba itu dicintai Allah ? Ia
berkata; yaitu ia mencintai setiap apa yang Allah dan rosulullah cintai, ia juga membenci apa saja
yang Allah dan rosulullah benci. 4) Cinta dan bencinya telah tunduk dibawah wahyu, jauh dari cinta
karena hawa nafsu.
Al-Qodhi ‘iyadh berkata; tanda seseorang mencintai Allah yaitu hatinya mampu untuk selalu
menerima seruan-seruan Allah, jiwanya dipenuhi ketaatan kepada-Nya. Ia mencintai sesuaatu yang
Allah cintai serta membenci apa yang Allah benci.
Sebagaimana firman Allah;
“Dan dari manusia itu ada yang menjadikan selain Allah sebagai sekutu-sekutu yang mereka
Copyright ©Http://w w w .sm ahiday atullah.com / . Kumpulan taushiah dan kajian Islam yang ditulis oleh Ustadz. Abu Hasan Ali Halabiy, guru di SMA Hidayatullah Bontang. Anda diperkenankan untuk mencopy dan menyebarluaskan baik dalam bentuksoftcopy maupun
hardcopy selama menyertakan catatan kaki ini dan dengan tujuan bukan komersial.
Kajian Islam dan Taushiah.doc
mencintainya sebagaimana mencintai Allah. Dan orang-orang yang beriman teramat sangat
cintanya kepada Allah” (QS. Al-Baqoroh: 165) 5)
Al-Qodhi ‘iyadh berkata; Cinta (mahabbah) adalah kecenderungan hati untuk melakukan sesuatu
yang sesuai dengan apa yang disukai oleh yang dicinta. Kecenderungan itu sendiri terasa nikmat
dan dianggap baik, misalnya yang lumrah diketahui; mencintai wajah rupawan, bacaan qur’an yang
merdu, rasa lezat makanan, kendaraan tunggangan yang kuat dan seterusnya. 6)
Namun ada tingkatan cinta yang lebih tinggi yakni yang lebih mengedepankan sisi dalam (inner)
seperti; rasa cinta kepada yang memiliki sifat adil, bijaksana, tanggung jawab, bisa diandalkan,
lapang dada, empati, pema’af, akhlaq yang baik, dermawan, penyayang, pelindung dan sebagainya.
Padahal semua sifat mulia ini telah ada pada asmaul husna Allah. Juga pada diri rosulullah yang
disebutkan Allah memiliki Akhlaqul karimah 7)
Oleh karena itu rosulullah bersabda;
“Tidaklah beriman salah seorang di antara kalian sehingga Aku (rosulullah) lebih dicintainya
melebihi orangtuanya, anaknya dan manusia seluruhnya.” (HR. Bukhory).8)
Sebab rosulullah memiliki derajat kesempurnaan, menunjuki manusia ke jalan petunjuk, mengajari
manusia untuk tunduk kepada yang maha Pecinta, menyucikan mereka dari perilaku buruk kepada
ketinggian adab, menerangi manusia dengan cahaya bahwa siapa saja yang mentaatinya akan
dimasukkan surga, sebaliknya siapa yang bandel dan ogah-ogahan beriman akan dicampakkan ke
dalam neraka. (Akhir keterangan Qodhi ‘iyadh) 9)
Orang yang beriman akan merasakan manisnya iman apabila hanya Allah dan rosulullah yang
paling ia cintai. Dan mencintai Allah dan rosul-Nya mengharuskan adanya penghormatan,
ketundukan dan pengagungan. Mendahulukan firman dan sabdanya atas segala ucapan manusia.
Siapapun dia.
Dengan demikian kelak di hari kiyamat tidak akan diterima alasan-alasan mereka yang lebih
mencintai materi bumi dari pada Allah dan rosulullah. Yang lebih mencintai rumahnya, pabriknya,
jabatannya, karirnya, sawah-ladangnya, kendaraannya. Juga ternaknya.
Memang setiap orang pasti mencintai dunia sebagai pembawaan insting. Namun tidak semua orang
mau serta mampu mencintai Allah dan rosul-Nya.
Sebagaimana Allah berfirman;
“Dijadikan indah bagi semua manusia cinta syahwat kepada wanita-wanita dan anak-anak dan harta
perhiasan dari emas dan perak dan kuda kendaraan dan ternak-ternak dan sawah ladang. Itulah
kesenangan hidup dunia. Dan di sisi Allah ada tempat yang lebih baik” (QS Ali Imron: 14) 10)
Mencintai seseorang karena Allah.
Mencintai seseorang karena Allah adalah mencintai sesama muslim. Dan tidak pantas seorang
muslim mencintai musuh Allah. Sehingga mencintai sesama muslim berarti menjalin hubungan
baik bersama mereka dengan saling menghargai mereka, dengan menasehati, saling memberi,
Copyright ©Http://w w w .sm ahiday atullah.com / . Kumpulan taushiah dan kajian Islam yang ditulis oleh Ustadz. Abu Hasan Ali Halabiy, guru di SMA Hidayatullah Bontang. Anda diperkenankan untuk mencopy dan menyebarluaskan baik dalam bentuksoftcopy maupun
hardcopy selama menyertakan catatan kaki ini dan dengan tujuan bukan komersial.